Langsung ke konten utama

KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU

Bismillahiirahmaniiraahiim
"...Allah akan meninggikan (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan". (Q.S. Al-Mujaadillah 58:11)

Dengan sangat jelas Allah menyebutkan dalam firman-Nya tersebut di atas, bahwa Dia akan meninggikan derajat. Bahkan dalam firman Allah yang lain, dalam surah Az-Zumar (39) ayat 9, Allah SWT menjelaskan tidaklah sama orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu.
Sahabat Ali bin Abi Thalib RA pernah didatangi oleh sepuluh orang yang terpelajar untuk menanyakan satu pernyataan, tetapi mereka mensyaratkannya agar Ali RA menjawab dengan sepuluh jawaban yang berbeda. Pertanyaannya: "Apa perbedaan antara ilmu dan harta?"

Ali RA menjawab dengan sepuluh jawaban yang berbeda, yaitu:
  1. Ilmu lebih baik, karena ilmu itu warisan para nabi, sedangkan harta warisan Fir'aun dan Quron.
  2. Ilmu lebih baik, karena iilmu akan menjaga dirimu, sedangkan harta kamu yang akan menjaganya, bahkan diperbudaknya.
  3. Ilmu lebih baik, karena ilmu bisa membuat kalian punya banyak teman, sedangkan harta bisa membuat kalian banyak musuh.
  4. Ilmu lebih baik, karena ilmu kalau diberikan kepada orang lain tidak akan menjadi berkurang bahkan menjadi bertambah, sedangkan harta diberikan kepada orang lain akan berkurang.
  5. Ilmu lebih baik, karena ilmu tidak bisa dicuri orang, sedangkan harta bisa dicuri orang.
  6. Ilmu lebih baik, karena ilmu tidak akan rusak selamanya, sedangkan harta dapat rusak bahkan bisa hancur.
  7. Ilmu lebih baik, karena ilmu tidak jumlahnya tidak terbatas, sedangkan harta terbatas.
  8. Ilmu lebih baik, karena ilmu bisa menjernihkan pikiranmu, sedangkan harta justru akan menggelapkan pikiran manusia.
  9. Ilmu lebih baik, karena ilmu akan ikut bersama pemiliknya kalau dia meninggal dunia, sedangkan harta akan terpisah dengannya kalau dia meninggal dunia.
10. Ilmu lebih baik, karena ilmu akan menumbuhkan rasa Tawadhu', sehingga si pemiliknya mudah untuk merendahkan diri dihadapan Allah lalu menyembah-Nya, sedangkan harta menumbuhkan rasa sombong, bangga dan Takabur sehingga sulit menghambakan diri kepada Allah. Bahkan Fir'aun sampai menganggap dirinya Tuhan.

Ilmu Lebih Utama Daripada Ibadah
Hudzaifah bin Yaman RA meriwayatkan Nabi SAW bersabda: "Keutamaan ilmu jauh lebih baik dari pada keutamaan ibadah". (HR.Thabrani).
Pertanyaannya, mungkin kenapa ilmu lebih utama daripada ibadah? Antara lain karena ibadah hanya bermanfaat bagi orang yang beribadah tersebut. Ibadah bersifat individual.
Sedangkan ilmu bisa bermanfaat bagi orang lain, sewaktu kita sampaikan ilmu itu kepada mereka. Ini bisa jadi ibadah sosial.

Itu mungkin sebabnya, kalau seorang telah meninggal dunia pahala ibadahnya berhenti mengalir. Pahala ibadah shalatnya, ibadah puasanya, bahkan pahala hajinya sudah tidak mengalir lagi kepada dirinya kalau dia sudah meninggal dunia.
Berbeda dengan orang yang berilmu, yang ilmunya itu diberikan kepada orang lain. Rasulullah SAW bersabda: "Ilmu yang bermanfaat bagi orang lain, pahalanya terus mengalir, walaupun  dia sudah meninggal dunia". Abu Dzar RA meriwayatkan Rasulullah SAW pernah bersabda: "Kepergianmu untuk mengajrkan satu ayat Alquran, itu lebih baik dari pada shalat sunnah seratus rakaat. Kepergianmu untuk mengajarkan satu bab ilmu, baik ilmu itu diamalkan orang atau tidak, itu tetap lebih baik daripada shalat sunnah seribu rakaat". (HR. Ibnu Majah).

Sahabat Ibnu Abbas RA berkata: "Mendalami satu bidang ilmu itu sebagian malam, lebih saya sukai dibandingkan shalat sunnah".
Abu Darda RA berkata: "Saya lebih suka mempelajari satu permasalahan ketimbang shalat malam". Dia juga berkata: "Orang yang mengatakan, bahwa mencari ilmu tidak termasuk jihad, maka akal dan pikiran orang tersebut adalah dangkal".
Imam Syafi'i RHM berkata: "Menuntut ilmu itu lebih utama daripada shalat sunnah".
Abu Umamah RA meriwayatkan: "Pernah disampaikan kepada Rasulullah SAW, ada dua orang laki-laki salah satunya adalah ahli ibadah, sementara yang lain adalah orang yang berilmu. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Keutamaan orang berilmu atas ahli ibadah, seperti keutamaanku atas yang paling rendah di antara kalian...". (HR. Tirmidzi).

Sahabat Abdullah bin Umar RA meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda: "Orang alim itu tujuh puluh derajat lebih utama daripada ahli ibadah. Antara satu derajat dengan derajat berikutnya berikutnya berjarak tujuh puluh tahun perjalanan dengan kuda yang berlari cepat". (HR. Ashbahani).
Menuntut Dan Mengajarkan Ilmu
Orang-orang yang menuntut ilmu dijanjikan Nabi SAW akan mendapat syorga Allah, sebagaimana hadis dari Abu Darda RA, yang mendengar Nabi SAW bersabda: "Allah pasti memudahkan jalan menuju syorga bagi orang yang menuntut ilmu. Para malaikat menghamparkan sayapnya untuk penuntut ilmu karena ridha terhadap aktivitas yang dilakukannya. Semua makhluk yang ada di langit dan di bumi, bahkan ikan Hiu yang hidup di samudera, memintakan ampun untuk orang yang berilmu. Keutamaan orang yang berilmu dibandingkan ahli ibadah tanpa ilmu seperti keutamaan bulan purnama di antara bintang-bintang. Ulama adalah pewaris para Nabi. Nabi tidak mewariskan harta. Warisan mereka adalah ilmu. Orang yang beruntunglah yang akan berhasil mendapatkannya". (HR. Abu Dawud).

Abu Umamah RA meriwayatkan Nabi SAW bersabda: "Siapa saja yang berangkat ke masjid untuk mempelajari atau mengajarkan kebaikan, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala haji yang sempurna". (HR.Thabrani)

Sahal bin Muadz RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang mengajarkan ilmu mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya, tanpa mengurangi pahala si pengamal sedikit pun". (HR. Ibnu Majah).

Anas bin Malik RA meriwayatkan Nabi SAW bersabda: "Orang yang pergi menuntut ilmu itu seperti berperang di jalan Allah sampai dia kembali". (HR. Tirmidzi).

Dari Watsilah RA meriwayatkan Nabi SAW bersabda: "Allah mencatat dua pahala bagi orang yang menuntut ilmu dan berhasil menguasainya. Sebaliknya, Allah mencatat satu pahala bagi orang yang menuntut ilmu, namun dia gagal". (HR. Thabrani).

Abdulllah bin 'Amru RA meriwayatkan Nabi SAW bersabda: "Sedikit ilmu lebih baik dari pada banyak beribadah. Seseorang sudah dianggap paham, ketika dia sudah bisa beribadah. Sebaliknya, seseorang dianggap bodoh, ketika dia bangga dengan pendapatnya sendiri". (HR. Thabrani).

Keutamaan Menuntut Ilmu
Banyak sekali keutamaan menuntut ilmu itu, antara lain saja: Shafwan bin Assal al-Muradi pernah mendatangi Rasulullah SAW ketika beliau sedang bersandar pada serban merahnya di masjid. Shafwan menyapanya: "Rasulullah, saya datang untuk belajar". Beliau bersabda: "Selamat datang, penuntut ilmu. Penuntut itu dinaungi oleh sayap para malaikat, antara satu malaikat dengan lainnya saling berpegangngan, hingga mereka sampai ke langit dunia. Hal itu mereka lakukan karena cinta mereka terhadap penuntut ilmu". (HR. Ahmad).

Abu Hurairah RA meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang belajar satu, dua, tiga, empat, atau lima kalimat yang merupakan kewajiban dari Allah, kemudian dia ajarkan kepada orang lain, dia pasti masuk syorga". Abu Hurairah berkata: "Sejak saat itu saya tidak pernah lagi lupa satu hadis pun yang saya dengar dari Rasulullah". (HR. Abu Nu'aim).
Pada hadis yang lain, sahabat Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah yang paling baik adalah seorang muslim yang belajar, kemudian mengajarkannya kepada muslim yang lain".
Majelis ilmu itu disebut Rasulullah SAW dengan taman syorga, dalam hadis dari Ibnu Abbas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Jika kalian melewati taman syorga maka menunduklah". Mereka bertanya: "Apa yang dimaksud dengan taman syorga itu, Rasulullah?" Beliau menjawab: "Majelis Ilmu". (HR. Thabrani).

Muadz bin Jabal RA meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda: "Pelajarilah ilmu, karena mempelajarinya semata karena Allah akan membuahkan rasa takut, menuntutnya adalah ibadah, menghafalnya adalah tasbih, membahasnya adalah jihad dan mengajarkannya kepada yang belum tahu adalah sedekah. Membantu penuntut ilmu termasuk pendekatan diri kepada Allah. Ilmu adalah rambu-rambu yang membedakan antara yang halal dan yang haram. Ilmu adalah obor menuju jalan ke syorga, teman dalam kesepian dan dalam kesendirian serta penunjuk jalan kebahagiaan. Dengan ilmu, Allah mengangkat derajat suatu kaum. Mereka dijadikan pemimpin terbaik. Jejak mereka diikuti. Mereka dijadikan idola. Pendapat mereka dijadikan acuan. Para malaikat menyukai mereka...". (HR. Abu Umar).

Kalau kita mau mempelajari hadis Nabi SAW, banyak sekali yang bercerita tentang keutamaan ilmu, pahala menuntut ilmu dan tentang lebih utamanya ilmu daripada ibadah. Jadi, sebetulnya kesempatan menuntut ilmu adalah cara termudah mengumpulkan pahala untuk jadi bekal akhirat kita dan untuk menuju syorga Allah.

Hari ini banyak sekali fasilitas yang tersedia untuk menuntut ilmu asal kita mau punya kemauan. Mulai dari mendengarkan ceramah, membaca buku atau majalah Islam, lewat telivisi atau radio. Bahkan banyak seminar dan diskusi diselenggarakan oleh banyak pihak untuk menambah ilmu.
Mari, kita dapatkan syorga Allah SWT dengan selalu menuntut ilmu dan mengamalkannya. Yang penting tidak ada hari tanpa bertambah ilmu. Kejarlah ilmu, dimana saja dan kapan saja. Jangan kita biarkan waktu kita berlalu sehari pun juga, tanpa memperoleh ilmu. Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat, sabda Nabi SAW. Karena menuntut ilmu wajib bagi muslimin dan muslimat.
Drs. H. Bakrim Ma'as - Yogyakarta
Mutiara Hikmah
"Sesungguhnya Ruhul Qudus (malaikat jibril) membisikkan dalam benakku bahwa jiwa tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itu hendaklah kamu bertakwa kepada Allah dan memperbaiki mara pencaharianmu. Apabila datangnya rezeki itu terlambat, janganlah kamu memburunya dengan jalan bermaksiat kepada Allah karena apa yang ada di sisi Allah hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada-Nya". (HR. Abu Zar dan Al Hakim).

Nuun walqolami wamma yasthuruun
Wassalamualaikum wr. wb

Dari MAJLIS TABLIGH PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH JAKARTA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jadilah Golongan Yang Sedikit Karena Kebanyakan Manusia Itu

Tidak semua hal yang dianggap benar oleh kebanyakan manusia itu benar juga menurut Allah. Dan sebaliknya, tidak semua hal yang dianggap salah oleh kebanyakan manusia itu salah juga menurut Allah SWT. Segala sesuatu yang ada harus kita pastikan kebenarannya, pastikan kebenaran tersebut haruslah sesuai dengan apa yang diterangkan dalam Kitab Allah SWT dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW.  

"AKIBAT YANG MENGERIKAN DARI MENINGGALKAN SHALAT"

Assalamu 'alaikum Wr Wb, Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.(QS:Ibrahim:40) Barang siapa melalaikan sholat, Allah SWT akan menyiksanya dengan 15 siksaan. Enam siksaan di dunia, tiga siksaan ketika meninggal, tiga siksaan di alam kubur, tiga siksaan saat bertemu dengan Allah SWT. Ketika Malaikat Jibril turun dan berjumpa dengan Rasulullah SAW, ia berkata, “Wahai Muhammad, Allah tidak akan menerima puasa, zakat, haji, sedekah, dan amal saleh seseorang yang meninggalkan sholat. Ia dilaknat di dalam Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Quran. Demi Allah, yang telah mengutusmu sebagai nabi pembawa kebenaran, sesungguhnya orang yang meninggalkan sholat, setiap hari mendapat 1.000 laknat dan murka. Para malaikat melaknatnya dari langit pertama hingga ketujuh. Orang yang meninggalkan sholat tidak memperoleh minuman dari telaga surga, tidak mendapat syafaatmu, dan tidak ...