khlas adalah melupakan pujian dari manusia dan hanya terus mencari ridha dari Sang Pencipta. Barangsiapa menghiasi dirinya di hadapan manusia dengan sesuatu yang tidak dimilikinya, maka ia telah jauh dari rahmat Allah. [Ibn Al-Qayyim]
Ikhlas itu seperti surat al-ikhlas, yang tidak ada kata ikhlas di dalamnya. Selama ikhlas masih terucap, itu berarti belum ikhlas, karena hanya dia yang ikhlas yang senantiasa berbuat tanpa pernah menyebut keikhlasannya.
Allah SWT berfirman:
إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولٰٓئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ ۖ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمً
"kecuali orang-orang yang bertobat memperbaiki diri dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan dengan tulus ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu bersama-sama orang-orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman."
(QS. An-Nisā'[4]: 146)
Jika engkau sudah berada di jalan yang benar menuju Allah, maka berlarilah. Jika sulit bagimu, maka berlari kecillah. Jika kamu lelah, berjalanlah. Jika itupun tidak mampu, merangkaklah. Namun, jangan pernah berbalik arah atau berhenti. [Imam Syafi’i]
Ikhlas itu seperti surat al-ikhlas, yang tidak ada kata ikhlas di dalamnya. Selama ikhlas masih terucap, itu berarti belum ikhlas, karena hanya dia yang ikhlas yang senantiasa berbuat tanpa pernah menyebut keikhlasannya.
Allah SWT berfirman:
إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولٰٓئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ ۖ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمً
"kecuali orang-orang yang bertobat memperbaiki diri dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan dengan tulus ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu bersama-sama orang-orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman."
(QS. An-Nisā'[4]: 146)
Jika engkau sudah berada di jalan yang benar menuju Allah, maka berlarilah. Jika sulit bagimu, maka berlari kecillah. Jika kamu lelah, berjalanlah. Jika itupun tidak mampu, merangkaklah. Namun, jangan pernah berbalik arah atau berhenti. [Imam Syafi’i]
Komentar
Posting Komentar